Rabu, 07 Maret 2012

Perokok itu buta hati dan buta huruf






ROKOK mendengar katanya saja dapat membuat sebagian orang mempunyai banyak bayangan. Mulai dari sisi perokok dan pecandunya,  bisa terbayang-bayang suatu benda yang dapat mendatangkan kesenangan,penghilang penat,dan lain sebagainya. Lalu, bagaimana bila dilihat dari sisi seperti saya? saya adalah salah seorang wanita yang sangat membenci rokok. Jangankan asapnya, mendengar namanya pun bulu kuduk saya berdiri. Mengapa saya  bisa begitu anti dengan rokok?
Suatu pagi, seperti hari-hari biasanya saya berangkat pukul 05.00 dari rumah menuju stasiun Lamongan ,dan  naik kereta api komuter jurusan stasiun Pasarturi Surabaya untuk pergi kuliah ke Universitas Airlangga Surabaya. Maklum,saya bukan anak kos,jadi Lamongan-Surabaya saya arungi setiap hari alias Pulang Pergi alias PP. Sudah pasti,penuh sesak dalam kereta tersebut. Tak heran, karena hanya Dua gerbong saja yang disediakan. Sedangkan penumpang semakin hari semakin bertambah banyak. Dalam keadaan penuh sesak itu, “Rokok” dimanfaatkan sebagai penghilang penat oleh sebagian pria pecandu rokok . Anda pasti sudah dapat membayangkan bagaimana keadaan saya pada saat itu? Rasanya mulut saya ingin ngomel, dan tangan saya ingin bertindak untuk merampas rokok itu. Beberapa orang sering mencoba mengingatkan secara halus pada salah seorang yang sedang merokok. Namun, bukan tanggapan positif yang diperoleh. Malahan, saling olok pun terjadi dalam kereta.
Setelah turun dari kereta asap itu, sudah pasti juga saya langsung naik bemo lyn C ,untuk sampai kampus. Dan lagi-lagi..asap rokok tercium di hidung saya. Ternyata, sopir lyn C dan dua orang penumpang didepan itu merokok. Hmm…ingin turun rasanya dari lyn asap itu. tapi saya takut telat sampai  kampus, yang kebanyakan jadwal kuliah dimulai pukul 07.00.Sudahlah..begitu dalam pikiran saya.
Sampai di kampus,saya melewati beberapa tempat di FISIP, untuk sampai dalam kelas. Bau asap rokok kembali masuk di hidung saya. HAASS!. Setelah kuliah saya pulang,hal yang sama didalam bemo dan KA Komuter terjadi. Tak hanya berhenti disitu, setelah sampai dirumah, terlihat ayah saya sedang merokok dalam rumah. Dan lagi-lagi saya sudah pasti menghirup asap beracun itu. Yaaaahhh... begitulah setiap hari hal yang saya alami bersama kendaraan umum dan rokok.  Hingga suatu hari saya melihat seorang penumpang KA komuter yang tiba-tiba batuk hingga mengeluarkan darah dari mulutnya. Ketika saya tanya,  orang tersebut mengaku sakit paru-paru karena mantan pecandu rokok. seketika detak jantung saya berhenti ketika mendengar jawaban orang itu. Mengingat hal yang saya alami setiap hari mungkin saja saya dapat terkena penyakit tersebut.
Padahal, tahukah anda? . Sudah jelas sekali Di beberapa tempat-tempat umum, misalnya di dalam gerbong, di kaca loket telah dipasang beberapa stiker besar yang bertuliskan “ DEMI KENYAMANAN PERJALANAN KERETA API , DILARANG MEROKOK DIDALAM KERETA. Tetapi sepertinya mata dan hati para pecandu rokok telah dibutakan oleh kesenangan yang dapat membawa akibat fatal bagi lingkungan sekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar