Rabu, 02 Mei 2012
Jumat, 23 Maret 2012
TOMCAT serang Lamongan
LAMONGAN-
Tomcat atau serangga pembasmi hama petani,kini menyerang Lamongan. Beberapa
warga diketahui terinfeksi racun serangga itu. Salah satu diantaranya adalah
Anika (28),ibu Rumah Tangga asal Kelurahan Sidoharjo, Lamongan. Anikah
menderita gatal-gatal dan panas pada beberapa tubuhnya. Salah satunya dibagian
tangan kirinya yang terlihat memerah.
“ Sudah tiga hari yang lalu tangan saya mulai
terlihat bintik kecil memerah. Lama kelamaan gatal dan terasa panas. Saya biarkan
.Tapi tambah hari tambah besar kayak gini .”
Melepuh : terlihat sebuah tangan
warga yang terkena wabah serangga “Tomcat” ,di Lamongan
tadi
pagi (23/3).
|
Sebuah sumber mengatakan bahwa,
wabah tomcat muncul lantaran berkurangnya keseimbangan lingkungan. Banyak lahan
pertanian atau persawahan yang dijadikan perumahan. Itu mengakibatkan serangga
tersebut mencari tempat lain dan menyebar kemana-mana.
Anda semua yang masih belum
terkena serangan Tomcat, Ada sebuah cara
untuk menghindari serangan tomcat yang
saya peroleh dari Seputar Indonesia RCTI tadi siang, cara menghindarinya ,jika
serangga tomcat menempel pada tangan atau tubuh, jangan dipukul. Tapi tiup
hingga tomcat kabur, lalu cuci tangan atau kulit dengan sabun hingga bersih dan
gunakan kain kering untuk membersihkan air dari tangan atau kulit yang terkena.
(VET)
Mahasiswa UNAIR pun Menolak
Surabaya-Rencana
kenaikan BBM yang akan terjadi awal April nanti , ternyata banyak menuai kontra
dari masyarakat. Beberapa bentuk aksi penolakan
terjadi dimana-mana. Salah satu
diantaranya terjadi aksi demonstrasi yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa
Universitas Airlangga Surabaya (20/03).
Terlihat beberapa Mahasiswa
menyusun barisan untuk segera
berdemonstrasi penolakan BBM didepan Parkiran
FISIP Unair, Surabaya |
Sore itu sekitar
pukul 14.45 WIB. Saya akan pulang ke Lamongan. Namun di tengah perjalanan
menuju depan Kampus Unair, terlihat beberapa Mahasiswa berkumpul didepan
parkiran FISIP Unair ,dengan menyusun barisan .Pada barisan depan membawa
sebuah kain bertuliskan “Lawan Kenaikan BBM” dengan dipimpin seorang mahasiswa
yang membawa Megaphone. Dalam hati,
saya menebak, pasti mereka akan berdemo. Kebetulan saya membawa kamera. Dan
saya abadikan momen itu.
Pada intinya, para
Mahasiswa itu memprotes terhadap
kebijakan Pemerintah yang kurang profesional dalam mengambil keputusan. . Mereka
sangat tidak menyetujui adanya kenaikan harga BBM yang dinilai terlalu tinggi.
Dengan naiknya harga BBM bukan berarti akan mensejahterakan rakyat tapi
pemerintah akan membuat rakyat semakin tersiksa. Nasib rakyat kecil akan
semakin terpuruk dan semakin miskin. BLT yang di agung-agungkan untuk dapat
menyelesaikan masalah ini, dinilai mahasiswa tidak akan membawa dampak apapun
terhadap perekonomian rakyat.
Belum sampai
aksi tersebut di sudahi, saya segera menuju depan Kampus untuk melakukan
perjalanan pulang, karena jam sudah menunjukkan pukul 15.15 WIB. Sehingga saya
tidak tahu kelanjutan aksi tersebut. (VET)
Rabu, 21 Maret 2012
Pelanggaran UU di Unair
Surabaya, Universitas Airlangga
Surabaya-Selasa(20/3) Empat bocah perempuan yang rata-rata berusia antara 4 hingga 12 tahun yang bekerja sebagai penjaja Koran di kampus B Universitas Airlangga Surabaya (Unair). Mereka menjajakan Koran yang diambilnya dari salah seorang agen di kawasan kenjeran,yang biasanya,tiap 25 eksemplar Koran,mereka mendapatkan upah sebesar 5 ribu rupiah. Tak sebanding dengan jam kerja mereka yang dimulai dari jam 06.00 WIB hingga 16.00 WIB, yang mengakibatkan mereka tidak bisa mengenyam pendidikan sekolah.Keempatnya mengaku, mereka bekerja atas inisiatif sendiri ,karena ingin membantu orangtuanya yang hanya berprofesi sebagai tukang becak yang hasilnya tidak menentu. Sehingga,kini merekalah yang menjadi tulang punggung dari keluarganya.
Surabaya-Terlihat empat bocah
perempuan sedang menjajakan koran kepada salah
seorang mahasiswa yang sedang lewat
di Lorong Kantin Fakultas Ilmu Budaya (FIB)
Universitas Airlangga Surabaya.
|
Surabaya-Selasa(20/3) Empat bocah perempuan yang rata-rata berusia antara 4 hingga 12 tahun yang bekerja sebagai penjaja Koran di kampus B Universitas Airlangga Surabaya (Unair). Mereka menjajakan Koran yang diambilnya dari salah seorang agen di kawasan kenjeran,yang biasanya,tiap 25 eksemplar Koran,mereka mendapatkan upah sebesar 5 ribu rupiah. Tak sebanding dengan jam kerja mereka yang dimulai dari jam 06.00 WIB hingga 16.00 WIB, yang mengakibatkan mereka tidak bisa mengenyam pendidikan sekolah.Keempatnya mengaku, mereka bekerja atas inisiatif sendiri ,karena ingin membantu orangtuanya yang hanya berprofesi sebagai tukang becak yang hasilnya tidak menentu. Sehingga,kini merekalah yang menjadi tulang punggung dari keluarganya.
“Bapakku cuma mbecak mbak.kasian,jadi aku
bantu jualan Koran.kalau aku gak kerja ya gak makan mbak”,ujar salah
seorang dari mereka.
Padahal,berdasarkan
Undang-undang Nomor 23 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak, bahwa yang belum
genap berusia 18 tahun dilarang menjadi tulang punggung keluarga. Anak hanya
diperbolehkan berada di sekolah, rumah, dan tempat bermain. Setiap orang yang
mempekerjakan anak dibawah umur, diancam pidana 15 tahun dan denda paling
banyak Rp300 juta. Namun ,tampaknya undang-undang ini, tidak dihiraukan oleh
orang tua keempat anak tersebut.(VET)
Selasa, 20 Maret 2012
Bulan Ini Menggigit Jari
Surabaya-(20/3)
Beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa tidak mampu namun berprestasi di Unair
atau bidikmisi Unair selalu rutin diberikan diawal bulan tiap bulannya. Setiap
mahasiswa mendapatkan enam ratus ribu rupiah,yang ditransfer ke rekening Bank
Mandiri masing-masing penerima. Jumlah tersebut akan digunakan tiap penerima
untuk membiayai hidupnya dalam satu bulan. Tanpa harus memikirkan biaya kuliah
yang akan di tanggung hingga empat tahun pendidikan.
Namun,apa yang terjadi dibulan maret ini?
Beberapa
mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi mengaku, bahwa uang bidikmisi yang
harusnya diterima di awal bulan, hingga kini belum masuk kedalam rekening
mereka. Dan salah seorang penerima bidikmisi 2010 yang tidak ingin disebutkan
namanya menambahkan kepada saya bahwa
sampai saat ini dirinya belum bisa membayar kos dan berhutang kepada salah
seorang teman dekatnya agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya di
Surabaya. Yang menjadi pertanyaan saat
ini adalah..
Mengapa uang bidikmisi Unair yang harusnya
diterima awal bulan tak kunjung turun hingga pertengahan bulan?
Saya juga belum
tahu pasti apa yang terjadi sebenarnya karena belum melakukan konfirmasi
langsung kepada pihak pengurus beasiswa bidikmisi Unair. Namun
Lagi-lagi,menurut salah seorang penerima bidikmisi 2010 yang tidak mau
disebutkan namanya menceritakan jika keterlambatan penerimaan beasiswa karena
tersandung masalah penanda tanganan SPJ tiap mahasiswa yang tak kunjung penuh.
Penanda tanganan SPJ dilakukan , karena ada beberapa mahasiswa yang awalnya
menerima bidikmisi sudah tak kuliah lagi. Dan hal itu tanpa ada laporan kepada
pihak kemahasiswaan Unair yang bersangkutan. Ada juga versi lain, bahwa SPJ
diminta oleh pihak Dikti, yang ingin meminta daftar nama penerima bidikmisi
Unair yang harus dikirimkan paling lambat tanggal 14 Maret lalu. Dan uang dapat
diterima seminggu setelah laporan SPJ diterima oleh pihak Dikti. Entah versi
mana yang benar, namun pada kenyataannya uang Bidikmisi bulan Maret ini tak
kunjung turun. Dan hingga kini, hampir semua mahasiswa penerima Bidikmisi Unair
sedang menantikan turunnya uang direkening mereka.(VET)
Senin, 19 Maret 2012
SBY Galau
Lamongan -(19/3) Belum selesai membahas isu besar tentang kenaikan BBM yang akan terjadi pada bulan April depan,dan curhat tentang gaji Presiden yang tak naik selama tujuh tahun,bebererapa waktu yang lalu. Pagi ini ,lagi-lagi Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono curhat tentang kegalauannya dikediamannya, Cikeas, Bogor, Jawabarat.
Presiden Republik Indonesia ,Susilo Bambang Yudhoyono kembali curhat tentang kegalauannya karena nasib pahit yang kembali menimpahnya dan keluarga. Menurut pengakuannya,hampir setiap hari beliau mendapatkan sms ancaman kepada dirinya dan keluarga. Hal itu terjadi karena rencana beliau menaikkan BBM yang akan segera terjadi bulan April depan. Rencana tersebut disertai aksi pro dan kontra dari masyarakat Dan beliau sempat mengatakan ditengah curhatnya, untuk mempersilahkan para awak media untuk mengecek langsung sms kepada ibu negara , Ani Yudhoyono.
"Hari-hari saya, cek ke ibu negara langsung smsnya itu. disamping ada yang mendoakan baik-baik,ada yang bersyukur,ada yang memnberikan semangat! tapi tidak sedikit yang memberikan caci makinya. Bahkan mengancam keselamatan saya dan keluarga. mau dijatuhkan dijalan, dan sebagainya.", ujar SBY (MetroTV).
Selain ancaman tersebut ,Presiden SBY juga mengaku Galau karena beberapa oknum sekarang tengah berusaha untuk mendesaknya agar segera mundur dari jabatan yang telah dijabatnya selama 7 tahun ini. Karena pemerintahannya yang dinilai amburadul,tidak dapat menyelesaikan persoalan didaerah-daerah ,dan tidak pernah mendengarkan aspirasi masyarakat.(VET)
Minggu, 18 Maret 2012
Genthong Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi
Renovasi : ini adalah foto Masjid Agung Lamongan saat ini yang sedang direnovasi |
Lamongan-(18/3) Genthong atau Genuk (bahasa orang lamongan) merupakan sebutan untuk sebuah tempat
penyimpanan air bersih, berasal dari tanah liat yang dibentuk menyerupai
guci,namun ukurannya lebih besar . Genthong
,biasanya diletakkan di dapur pada rumah-rumah untuk memasak,dan diletakkan di
samping atau di depan Masjid atau Mushallah untuk berwudhu pada masyarakat
tradisional.
Genthong : salah satu dari dua genthong yang ada di Masjid Agung Lamongan |
Namun,bagaimana
dengan genthong yang berada di masjid
agung Lamongan? Ternyata,di Masjid Agung Lamongan terdapat dua genthong yang
diletakkan di kedua sisi gapura pintu masuk Masjid. Tak banyak yang tahu
tentang keberadaan,apalagi fungsi dari kedua genthong tersebut. Saya saja, yang
waktu SMP hingga SMA setiap bulan Ramadhan sering mengikuti kegiatan pondok
Ramadhan di Masjid Agung ini,tidak pernah tahu jika di masjid Agung Lamongan
terdapat dua genthong yang begitu
berharga dan bersejarah untuk kota kelahiran saya. Bahkan,baru akhir-akhir ini
,saya baru mengetahui keberadaan dan asal-usul dari kedua genthong tersebut.
Menurut
penjaga masjid dan beberapa orang tua asli Lamongan, yang ceritanya saya
rangkai, genthong tersebut mempunyai sejarah yang berhubungan erat dengan adat
dan kebudayaan bahwa orang Lamongan yang tidak boleh menikah dengan orang asli
Kediri,dan pihak wanita , yang harus harus melamar pihak pria.dan beginilah
kisah singkatnya ...
“ Pada saat itu, perang saudara mengakibatkan Majapahit
menjadi sebuah kerajaan yang tak punya wibawa lagi di negeri-negeri bawahannya.
Karena keadaan ini, Adipati Kediri
saat itu merasa bahwa inilah saatnya bagi Kediri sebagai kerajaan yang lebih
tua untuk mengambil alih kekuasaan dari Majapahit.
Oleh karena itu,Adipati Kediri berpikir
untuk bisa
menjalin hubungan dengan wilayah-wilayah yang ada di pesisir
utara Jawa. Hingga dia mendengar kabar bahwa Bupati
Lamongan saat itu, mempunyai dua orang putra kembar yang bernama Panji Laras
dan Panji Liris. Karena diapun mempunyai dua orang putri kembar yang bernama
Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi, maka dia berniat menikahkan kedua putri
kembarnya dengan kedua putra kembar Bupati Lamongan sekaligus sebagai langkah
awal untuk melakukan koalisi, sehingga bila dia bisa melakukan koalisi dengan
Lamongan maka Majapahit bisa dikepung dari dua arah yaitu Kediri di Selatan dan
Lamongan di Utara.
Mengetahui niat
dari Adipati Kediri tersebut, Bupati Lamongan merasa bimbang antara mau
menerima ataukah menolak rencana pernikahan politis
tersebut. Oleh
karena itu, Bupati Lamongan
mengajukan tiga syarat. Pertama, Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi harus mau
memeluk Islam. Kedua, pihak keluarga mempelai wanita lah yang harus datang
melamar kepada pihak keluarga mempelai pria. Ketiga, nantinya pihak mempelai
perempuan harus datang dengan membawa hadiah berupa gentong air dan alas tikar
yang kedua-duanya harus terbuat dari batu.
Ternyata Adipati Kediri masih bersedia untuk
memenuhinya dan menyuruh kedua putrinya untuk datang melamar ke Lamongan,
sehingga mau tak mau Bupati Lamongan akhirnya bersedia untuk melaksanakan pernikahan
tersebut.
Tiba pada
harinya, Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi diiringi dengan rombongan besar
orang-orang Kediri datang ke Lamongan. Panji Laras dan Panji Liris di temani Ki
Patih Mbah Sabilan diperintahkan oleh ayahnya untuk menjemput kedua putri Kediri
tersebut di batas Kota Lamongan.
Pada saat itu
Lamongan sedang mengalami bencana banjir, sehingga mau tak mau Dewi Andansari
dan Dewi Andanwangi mengangkat kainnya sampai ke paha agar kainnya tidak basah.
Namun, karena hal
itu Panji Laras dan Panji Liris bisa melihat bahwa ternyata kaki Dewi Andansari
dan Dewi Andanwangi ternyata berbulu lebat seperti bulu kuda. Sehingga Panji
Laras dan Panji Liris menolak untuk menikahi Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi
serta meminta agar rencana pernikahan tersebut dibatalkan saja.
Mendengar hal
tersebut sontak Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi merasa terhina dan malu hingga
mereka melakukan bunuh diri saat itu juga dihadapan Panji Laras dan Panji
Liris. Melihat junjungan mereka dihina dan dipermalukan sampai bunuh diri,
orang-orang Kediri akhirnya menjadi
sangat marah dan membunuh Panji Laras dan Panji Liris.
Perang pun tidak dapat dihindarkan lagi. Hingga masuk dalam kadipaten Lamongan
dan menggugurkan bupati Lamongan pada saat itu. Namun sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, Bupati Lamongan sempat
berpesan agar nanti anak cucunya tidak boleh menikah dengan orang Kediri
”.
Begitulah
cerita singkatnya. Hingga saat ini, air dalam genthong masih ada,dan tidak pernah habis,meskipun tidak ada yang
mengisinya. Dan menurut mitos , kota Lamongan yang memang terkenal sebagai kota
banjir, jika banjir tersebut melewati batas hingga mulut genthong,maka Lamongan tengah terkena banjir bandhang dan akan
menewaskan seluruh warga Lamongan. Untuk peletakannya ,mengapa genthong tersebut diletakkan di masjid
Agung kota ? Mungkin saja pada saat itu,genthong
disimpan pada tempat yang aman dan dekat dengan pendopo . Karena Lamongan merupakan
salah satu kota bertatanan Macapat ( Alon-alon ditengah kota, dikelilingi oleh
bangunan Rumah Sakit, Penjara, Pasar, Pendopo dan Masjid Agung). (VET)
Senin, 12 Maret 2012
Komuter sulam kereta lelet
Kereta Komuter yang saya percaya buat jadi kereta sekolah saya hari ini lelet. percuma saya bangunnya pagi-pagi jam empat subuh. cepet-cepet berangkat dari rumah gagpernah sarapan. yang berangkat biasanya jam 5.25 tadi pagi berangkat jam 5.56 . tiap trayek hampir 20 menitan. yaAllahh....
nyampek st. pasar turi jam 07.17 .belum naek bemo,setengah jam. nyampek kampus jam 7.42.sms temen, ehh katanya gag boleh masuk.udahh alamat bolos lagi dahh... ya emang bener c..wong kuliah saya itu jam 7. dosennya bu.ida,lagi..jelas gag boleh masuk.emang keterlaluan sih... yaudahlah.. lain kali saya mau beli kereta sendiri aja, dan relnya depan rumah. bisa digulung,n disimpen. dipasang pas lagi butuh aja. enakan beli kereta biar mahal ,tapi tanpa lampu merah,jadi bisa cepet nyampek kampus.,daripada beli mobil,udah mahal, banyak macet, ada lampu merah lagi..
nyampek st. pasar turi jam 07.17 .belum naek bemo,setengah jam. nyampek kampus jam 7.42.sms temen, ehh katanya gag boleh masuk.udahh alamat bolos lagi dahh... ya emang bener c..wong kuliah saya itu jam 7. dosennya bu.ida,lagi..jelas gag boleh masuk.emang keterlaluan sih... yaudahlah.. lain kali saya mau beli kereta sendiri aja, dan relnya depan rumah. bisa digulung,n disimpen. dipasang pas lagi butuh aja. enakan beli kereta biar mahal ,tapi tanpa lampu merah,jadi bisa cepet nyampek kampus.,daripada beli mobil,udah mahal, banyak macet, ada lampu merah lagi..
Minggu, 11 Maret 2012
“Lhoh?dompetku
sampean bawa kan tadi bu?”. Itulah kalimat yang saya ucapkan waktu
itu . Rabu, 22 Juni 2011 pukul 09.30 WIB.
Tadi
malam saya tidak mimpi apa-apa dan tidak mendapatkan firasat apapun sebelumnya.
Bangun tidur pukul lima pagi,saya langsung mandi. Ibu yang biasanya pergi ke
Pasar dengan berjalan kaki untuk sekalian berolah raga, tiba-tiba meminta saya
untuk mengantarnya ke Pasar. Entah apa yang akan di beli. Saya yang masih
mengantuk , agak sedikit tidak ikhlas menuruti permintaan ibu. Namun, hati saya tetap tidak tega untuk
menolak permintaan ibu yang tidak setiap hari memintanya. Seperti biasa, dompet
besar beserta segala isi barang yang sangat berharga bagi saya ,slalu saya bawa
kemanapun saya pergi. Karena barang-barang tersebut pasti saya butuhkan ,tak
lupa terselip SIM (Surat Izin Mengemudi) yang baru saja saya buat bulan lalu.
Dalam hati, ehh..jaga-jaga..mungkin aja nanti ada operasi di jalan.Sekalian
mengajak kedua adik kembar saya yang super jail.Lumayan lah, sebagai obat
ketidak ikhlasan saya tadi.
Kami berempat pun berangkat pukul enam pagi
dari rumah. Perjalanan hanya memakan waktu lima menit.Sesampai di Pasar
Sidoharjo(salah satu pasar tradisional di Lamongan),saya langsung memarkir
sepeda motor Beat saya . Dan segera memulai proses belanja yang pastinya sangat
lama. Kenapa? karena kedua setan jail
pasti menghambat jalan untuk meminta apapun yang ditemuinya. Maklumlah… dan
alhasil.. tiga jam berlalu hanya dalam pasar. Huuuufft…..
Dalam
kondisi yang sangat lelah itu, kami menuju parkiran . Semua barang dan bahan
makanan yang kami beli tadi, ditata se-PW(Posisi
Wenak) mungkin untuk sampai rumah. Karena ukuran beat yang kecil, dengan
empat orang penumpang dan barang belanjaan banyak,pasti sangat tidak gampang
untuk mengaturnya. Dalam keadaan galau
tersebut, saya lupa menitipkan dompet saya tadi kepada ibu . dan saya letakkan begitu saja pada kantong
sepeda bawah setir (entah apa itu namanya,saya hanya menyebutnya Kantong
sepeda). Beberapa meter perjalanan kami lewati dengan sangat lancar. Tiba saat
menyebrang untuk memperoleh jalur kiri, sepeda motor saya agak sedikit oleng.
Namun,Alhamdulillah… kami selamat.
Sesampai
didepan rumah, saya mencoba membantu menurunkan kedua adik, dan semua barang
belanjaan. Dan terakhir, saya ingin mengambil dompet yang seingat saya, saya
letakkan di saku sepeda. Dan…HAAAAAHH???? Ternyata nihil. Saya mencoba
menenangkan diri, dengan menanyakan kembali kepada ibu, dan kedua adik
saya.mungkin saja ,tadi ibu dan adik saya tiba-tiba menyimpannya tanpa
sepengetahuan saya. Namun tetap NOL. Dan jawaban pastinya adalah dompet saya
hilang. Dalam hati, kehilangan dompet ,seperti halnya kehilangan semua barang
berharga saya. Karena seperti yang saya bilang sebelumnya,dompet tersebut
berisi semua barang berharga saya ,seperti beberapa uang untuk kredit sepeda,
SIM, STNK,kartu ATM,flashdisk,kartu
kredit sepeda dan sebagainya.
Tidak
menunggu waktu lama, saya segera kembali menelusuri jalan yang kami lewati
tadi,dengan sedikit berkomat-kamit berdoa dan bernadzar “kalau dompet itu
ketemu,semua uang tunai yang ada, akan saya bagikan sebagai syukuran ya Allah”.
Namun tetap saja hasilnya nihil. Ya Allah…kemana lagi saya harus mencari. Dalam
keadaan galau, saya memperoleh sebuah ide cemerlang dari beberapa orang dijalan
yang menyarankan untuk segera melaporkan ke kantor polisi terdekat. Dengan
berbekal ide cemerlang itu, saya segera mengurus Surat laporan kehilangan di
Polres Lamongan hingga pukul dua siang,dan segera pulang kerumah. Sedikit lega
dalam hati. Karena paling tidak,saya sudah membuat surat kehilangan di kantor
polisi, meskipun belum pasti jawabannya.
Sesampai
di rumah ,terlihat beberapa tetangga (karena tinggal di lingkungan kampung)
seperti menunggu jawaban dari saya. Setelah memberikan jawaban, saya segera
tidur siang untuk sedikit melupakan masalah tersebut. Hingga pukul lima
sore,saya bangun dari tidur yang tidak begitu nyaman. Saya mencoba keluar rumah
untuk menyampaikan nadzar saya kepada semua orang yang ada didepan rumah . Dan
tak lama kemudian, tiba-tiba datang seorang bapak tua sedang mencari alamat
saya. Saya yang merasa dicari, segera menghampiri bapak itu. Seperti dugaan
saya, lelaki tua itu memberikan sebuah dompet yang saya kenal sebagai dompet
saya. Dengan gemetar, saya segera menerima dompet tersebut dan menarik tangan bapak
itu menuju rumah saya. Dan berkerumun lah tetangga-tetangga saya sambil
menanyai bapak tua itu. Singkatnya, bapak itu bercerita, kalau dompet saya tadi
ditemukan oleh seorang pemulung (langganan warungnya) di tengah jalan tak jauh
dari pasar. Semua uang dan flasdisk
diambil pemulung itu. Dan tak berani untuk mengembalikannya pada saya.
Ahh..biarkan.itu semua tak sebanding dengan nilai surat-surat berharga lainnya
yang masih terselamatkan.
Bapak
tua itu tak lama . hanya sekitar sepuluh menit duduk dikursi samping pintu
rumah saya sambil menceritakan kronologisnya. Dan berpamitan pulang, ketika ibu
menyodorkan sebuah amplop ucapan terimakasih . bapak itu tidak mau diberi uang,
dan terakhir ,sebelum pulang hanya berkata “kasihan mbak vety,kalau dompetnya
nggak saya kembalikan. Dompet itu banyak suratnya”. Ya Allah..ALHAMDULILLAH……..(VET)
Langganan:
Postingan (Atom)