Lamongan
in memoriam-Sebuah keluarga bahagia adalah keinginan hampir semua orang .Apalagi
sebuah keluarga yang terdiri lengkap atas ayah,ibu,anak atau adik yang imut,
lucu,ganteng ,dan cantik adalah yang sering didambakan. Karena untuk saya,adik
dapat dijadikan teman bermain di rumah.Mempunyai dua orang adik yang terdiri
dari laki-laki kelas enam SD dan adik perempuan sekolah TK,saya rasa sudah
cukup menyenangkan dan sudah mendatangkan kebahagiaan. Karena keduanya,
hari-hari saya di rumah begitu menyenangkan. Meski tak bisa saya pungkiri,
pertengkaran perebutan kekuasaan untuk menjadi anak kesayangan ayah dan ibu
juga sering terjadi. Pada saat itu saya
duduk dibangku kelas tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) semester akhir .
Setiap malam kami sekeluarga berkumpul untuk menceritakan semua aktivitas tadi
siang.
Hari-hari
dirumah begitu menyenangkan. Namun kesenangan itu tiba-tiba musnah .Karena sejak
bulan Desember 2006 ibu tidak pernah
ikut bersenda gurau bersama kami lagi. Beberapa hari ini, ibu saya jadi sering
sakit-sakitan.Entah sakit apa itu namanya,ibu hanya bilang jika perutnya sakit
seperti tertusuk-tusuk. Berulang kali sudah ,keluarga mendatangkan beberapa
orang pintar (Dukun, Kiyai) ke Rumah .Namun penyakit ibu nampaknya tidak ada
pasang surutnya alias tidak ada perubahan .Ibu dan keluarga akhirnya pasrah.
Sudah banyak biaya yang dikeluarkan untuk ibu. Ibu hanya bisa tidur dikamar,dan
tetap tidak ingin dirawat di Rumah sakit. Fobia dokter dan jarum suntik.
Akhirnya saya dan ayah saya lah yang mengerjakan semua pekerjaan di rumah
sambil merawat ibu. Tiga bulan pun berlalu. Kondisi ibu semakin lama semakin
melemah, Namun fisiknya semakin gemuk. Mencurigakan..
Setelah
saya Ujian Nasional tanggal 29 Maret 2007,akhirnya ibu memutuskan untuk
menginap (opname) di Rumah Sakit. Ternyata,selain fobia tadi,ibu juga kasihan
jika harus meninggalkan saya yang akan menghadapi Ujian Nasional .Pagi
berangkat kerumah sakit, siang hari saya mendapat kabar dari seorang kerabat
saya yang menjenguk ibu,yang mengatakan bahwa ibu saya tidak sedang sakit ,tapi
sedang hamil dan beberapa beberapa hari
lagi akan segera melahirkan. Mendengar kabar itu, saya langsung shock . Mengapa saya shock? Ya…saya shock karena saya
berrfikir, kalau saya sudah kelas tiga SMP dan mempunyai dua adik. Saya tidak
ingin mempunyai adik di usia saya sekarang ini. Saya malu dengan teman-teman
saya. Apa kata mereka nanti jika mengetahui ketika saya SMA nanti, saya masih
mempunyai adik bayi? Apalagi dengan jumlah yang sangat melebihi normal. Tambah
satu jadi tiga.. ya tiga! Tiga orang adik..di kelas satu SMA. Selain itu,
pastinya nanti saya akan disingkirkan dari peradaban kasih sayang ayah dan
Ibu..
Sudah
beberapa hari ibu berada di Rumah Sakit. Namun, saya belum menjenguk ibu sama
sekali. Ibu sering menanyakan dimana dan keadaan saya kepada setiap orang yang
menjenguk ibu. Namun, satu jawaban yang konsisten selalu saya lontarkan ,”
gugurno sek,baru aku gelem nyambangi ibuk!”. Sebuah jawaban aneh dan
menjengkelkan kan? Dan pastinya, orang tua dan semua orang tidak mempedulikan
saya. Selain itu saya mempunyai pilihan lain kepada orang tua saya “atau kekno
wong ae bayine”. Intinya…saya tidak ingin punya adik lagi. Bagaimanapun
caranya.TETAP…saya hanya di anggap sebagai orang gila…tidak pernah mendapatkan
respon apapun.
Tepat
tanggal 10 Mei 2007,sebuah kelahiran yang sama sekali tidak saya inginkan itu
pun terjadi. Namun yang beda disini, sebuah kelahiran itu ternyata menambah dua
orang anggota keluarga saya. Yahhh…ibu saya melahirkan dua orang anak kembar
berjenis kelamin perempuan. Kabar pun cepat datang dari Rumah Sakit yang
mengabarkan hal tersebut. Hati saya tiba-tiba luluh,dan ingin segera menjenguk
ibu. Saya penasaran dengan adik kembar saya, dan kangen ibu.
Sesampai
di Kamar ibu saya dirawat, saya mendengar dua orang kerabat saya yang merupakan
suami istri sedang membicarakan tentang adopsi kedua adik saya bersama ibu
saya. Entah itu disengaja atau memang benar adanya akan mengadopsi kedua adik
baru saya. Secara spontan, saya segera berlari menuju ibu yang sedang menggendong dua bayi imut dan
berteriak, “Ojo di adopsiiii…”.beberapa orang disekitar tempat tersebut
langsung melihat kearah saya. ARRRGGGGhhhh…malu…(dalam hati). Beberapa jam
berlalu membahas adopsi yang tidak saya ketahui kebenarannya. Dan sampai pada
mufakat bahwa kedua adik baru saya urung di adopsi. Alhamdulillah..
Sebuah
karunia yang harus saya syukuri. Dua adik baru yang cantik yang dalam kandungan
dan kelahiran penuh dengan masalah. Kini keduanya sekolah TK dan keluarga saya
terdiri dari tujuh orang. Ayah dan Ibu, ditambah lima bersaudara.(VET)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar