ROKOK mendengar katanya saja
dapat membuat sebagian orang mempunyai banyak bayangan. Mulai dari sisi perokok
dan pecandunya, bisa terbayang-bayang
suatu benda yang dapat mendatangkan kesenangan,penghilang penat,dan lain
sebagainya. Lalu, bagaimana bila dilihat dari sisi seperti saya? saya adalah
salah seorang wanita yang sangat membenci rokok. Jangankan asapnya, mendengar
namanya pun bulu kuduk saya berdiri. Mengapa saya bisa begitu anti dengan rokok?
Suatu pagi, seperti hari-hari
biasanya saya berangkat pukul 05.00 dari rumah menuju stasiun Lamongan ,dan naik kereta api komuter jurusan stasiun
Pasarturi Surabaya untuk pergi kuliah ke Universitas Airlangga Surabaya.
Maklum,saya bukan anak kos,jadi Lamongan-Surabaya saya arungi setiap hari alias
Pulang Pergi alias PP. Sudah pasti,penuh sesak dalam kereta tersebut. Tak
heran, karena hanya Dua gerbong saja yang disediakan. Sedangkan penumpang
semakin hari semakin bertambah banyak. Dalam keadaan penuh sesak itu, “Rokok”
dimanfaatkan sebagai penghilang penat oleh sebagian pria pecandu rokok . Anda
pasti sudah dapat membayangkan bagaimana keadaan saya pada saat itu? Rasanya
mulut saya ingin ngomel, dan tangan saya ingin bertindak untuk merampas rokok
itu. Beberapa orang sering mencoba mengingatkan secara halus pada salah seorang
yang sedang merokok. Namun, bukan tanggapan positif yang diperoleh. Malahan,
saling olok pun terjadi dalam kereta.
Setelah turun dari kereta asap
itu, sudah pasti juga saya langsung naik bemo lyn C ,untuk sampai kampus. Dan
lagi-lagi..asap rokok tercium di hidung saya. Ternyata, sopir lyn C dan dua
orang penumpang didepan itu merokok. Hmm…ingin turun rasanya dari lyn asap itu.
tapi saya takut telat sampai kampus,
yang kebanyakan jadwal kuliah dimulai pukul 07.00.Sudahlah..begitu dalam
pikiran saya.
Sampai di kampus,saya melewati
beberapa tempat di FISIP, untuk sampai dalam kelas. Bau asap rokok kembali
masuk di hidung saya. HAASS!. Setelah kuliah saya pulang,hal yang sama didalam bemo
dan KA Komuter terjadi. Tak hanya berhenti disitu, setelah sampai dirumah,
terlihat ayah saya sedang merokok dalam rumah. Dan lagi-lagi saya sudah pasti
menghirup asap beracun itu. Yaaaahhh... begitulah setiap hari hal yang saya
alami bersama kendaraan umum dan rokok.
Hingga suatu hari saya melihat seorang penumpang KA komuter yang
tiba-tiba batuk hingga mengeluarkan darah dari mulutnya. Ketika saya tanya, orang tersebut mengaku sakit paru-paru karena
mantan pecandu rokok. seketika detak jantung saya berhenti ketika mendengar
jawaban orang itu. Mengingat hal yang saya alami setiap hari mungkin saja saya
dapat terkena penyakit tersebut.
Padahal, tahukah anda? . Sudah
jelas sekali Di beberapa tempat-tempat umum, misalnya di dalam gerbong, di kaca
loket telah dipasang beberapa stiker besar yang bertuliskan “ DEMI KENYAMANAN
PERJALANAN KERETA API , DILARANG MEROKOK DIDALAM KERETA. Tetapi sepertinya mata
dan hati para pecandu rokok telah dibutakan oleh kesenangan yang dapat membawa
akibat fatal bagi lingkungan sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar