Kamis, 08 Maret 2012

Insiden di Jalur Tengkorak Surabaya


Tergeletak :Foto Meyta Nurdiansyah
 Masih saya ingat sekali hari itu, hari Rabu, tanggal 2 Desember 2010 pukul 08.20 WIB. Ketika itu saya mulai berangkat dari rumah menuju Kampus (Universitas Airlangga Surabaya),yang perjalanannya sekitar 1,5 jam . Lagi-lagi.. saya memulai petualangan Pulang-Pergi dari Lamongan tercinta menuju Surabaya panas dan penuh macet. Namun,kali ini saya tidak lagi menggunakan armada Kereta Api Komuter  seperti biasanya. Saya menaiki sepeda motor Honda  Beat saya yang baru 4 bulan saya kredit dari salah satu dealer di Lamongan.Pada saat itu Mata Kuliah Filsafat pada semester 1 dimulai pada pukul 10.00WIB. Maksud saya dapat memberikan beberapa menit waktu untuk beristirahat setelah sampai dikelas.
Saya berangkat dengan kecepatan kira-kira 80km/jam. Melewati kota Gresik yang menurut saya tak pernah berujung. Akhirnya sekitar satu jam,sampailah saya di jalan Margomulyo Surabaya. Dan sedang berjalan menuju Greges Surabaya,yang sangat terkenal dengan sebutan “jalur tengkorak”. Sebutan tersebut melekat pada jalan Greges karena telah banyak terjadi kecelakaan hebat, dan selalu menewaskan korban kecelakaan. Kita akan menjumpai sebuah tanda peringatan agar berhati-hati jika melewati jalan tersebut.
Dari kejauhan nampak macet yang begitu panjang. Saya ingin cepat sampai kampus, karena jam sudah menunjukkan pukul 09.15 WIB.  Karena body dari Beat yang ramping, saya bisa menyerobot hingga keluar dari kemacetan. Namun, betapa kagetnya saya ketika sampai pada depan kemacetan,setelah tahu sumber dari kemacetan itu adalah karena sebuah insiden kecelakaan. Terlihat sesosok tubuh wanita tertelungkup ditengah jalan, dengan kepala yang ditutup Koran. Darah mengalir disampingnya. Ada beberapa polisi ,warga sekitar, dan para pengendara yang kebetulan melintas disekitar Tempat Kejadian Perkara(TKP). Dan tak jauh dari TKP terlihat sebuah truck besar yang sedang berhenti dan didatamgi seorang polisi..” Astaghfirullaah hal’adzim.. kecelakaan
Saya segera berhenti dan ingin tahu identitas korban kecelakaan tersebut dengan menanyakan kepada seorang bapak yang ada didekat saya .  Bapak tersebut menjawab jika korban tersebut berasal dari Lamongan. Dalam hati saya tiba-tiba terbesit yakin, saya pasti mengenal korban. Saya lihat sepeda motornya, untuk menebak dan mengingat mungkin saja saya kenal namun itu semua tidak menunjukkan keterangan si korban. Untuk memperoleh jawaban yang pasti,saya segera bertanya kepada bapak polisi yang ada di TKP. Kata pak polisi namanya Meyta (19) warga Temenggung Noto Lamongan,kuliah di UNAIR. Saya belum menemukan kejelasan identitas korban. Namun,seketika saya langsung ingat jika harus mengejar waktu untuk segera sampai di Kampus tepat waktu. Dan dalam hati berkata “maaf ya mbak saya kuliah dulu,maaf gak bisa nemenin kalau emang saya kenal sampean”. Dan kemudian saya segera meneruskan perjalanan saya.
Saya tiba tepat waktu untuk mengikuti kuliah pak Budi Setyawan. Namun tak lama kemudian , HandPhone(HP) saya bergetar, tanda ada yang menghubungi saya. Dengan sembunyi-sembunyi dan tetap di tempat semula, saya melihat HP ,ternyata sms dari salah seorang teman saya, yang isinya “INNALILLAHI AINNAILAIHI ROOJIUUN telah berpulang keRahmatullah, MEYTA NURDIANSYAH pukul 10.00 WIB karena kecelakaan. DEGG….!!! langsung saya balas sms tersebu dengan gemetar untuk menanyakan TKP dan lain sebagainya.

Ternyata sebuah jawaban dari sebrang yang tidak terduga-duga sebelumnya. Memberikan jawaban sangat pasti, wanita korban kecelakaan di Jalur Tengkorak Greges Surabaya yang saya lihat tadi adalah teman saya,MEYTA seorang teman yang saya kenal judes dan cerewet tewas tepat didepan mata saya. Seorang anak dari guru fisika saya waktu SMP, dan kuliah di UNAIR juga jurusan bahasa Jepang. Seketika air mata mengalir tidak terbendungkan lagi. Dalam benak saya hanya dapat berkata,”Meyta…maafkan aku..ternyata itu kamu..”.dan setelah pulsng kuliah sore hari, saya langsung datang ke Rumahnya,untuk memberikan penghormatan terakhir.(VET)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar